Welcome

Welcome to the world Blog:D
Untuk lebih mengenal pemiliknya silahkan follow ya !!!!

Sekian..
Terimakasih..

:)

Jumat, 05 Juli 2013

perempuan (penembus) hujan

Hujan masih meninggalkan jejak pelarianya di tanah ini. Kharisma berbalut angin sepoi yang menerbangkan asa tiap individu. Jejak pelarian hujan, bagaimanapun jua, akan tercium bahkan oleh mikroorganisme di luar cakupan mikroskop elektron sekalipun.
Sejak zaman dulu, zaman sekarang, hingga zaman nanti hujan akan terus berlari, berlari mengejar apa yang tidak kita kejar. Kaki kecilnya menjilat hampa meninggalkan liur di atap-atap rumah, di tanah pekarangan, di daun pohon bambu, di mana-mana. Suara erangannya membahana tiap kali kaki kecil itu mulai melangkah di atap-atap rumah, di tanah pekarangan, di daun pohon bambu, di mana-mana. Sebagian menganggap musik harmoni, sebagiannya mencaci.
Pelarian hujan di mulai dari suatu desa di ujung dunia. Lari ke desa lain dan menghilang. Ia seabstrak realita dan senyata abstraksi benda. Ia tidak terikat hukum, ia hanya hujan. Membingungkan. Selama perjalanan itu, hujan tidak jua mengistirahatkan kaki kecilnya berlama-lama. Hanya saja, ia kerap singgah di sebuah kampung di ujung pedalaman hutan yang paling dalam. Di mana pohon ratusan tahun masih menjulang, ngarai ratusan meter masih tersedia, angin bahorok masih menerjang, air masih masih menggenang, untuk sekadar berduka cita. Menundukkan kepala. Dan berkelebat lagi. Apakah gerangan yang terjadi? Semua tidak tahu. Jikapun kalian bertanya pada hujan, ia hanya akan mengernyit sinis dan lalu. Seperti saat ini, hujan hanya sinis dan menundukkan kepalanya di kampung itu. Rambutnya tergerai manja di antara getir kakinya yang nelangsa. Lama

-- G.A.A.S --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar