Welcome
Welcome to the world Blog:D
Untuk lebih mengenal pemiliknya silahkan follow ya !!!!
Sekian..
Terimakasih..
:)
Rabu, 07 Agustus 2013
" ({}) "
aku akan tetap disini menunggumu
tidak peduli,
apakah kau akan datang atau tidak
------------
aku akan tetap datang untukmu
tidak peduli,
apakah kau masih menungguku atau tidak
Senin, 29 Juli 2013
"sajak untuk sebuah nama"
tuan,
aku takut gegabah,
kita masih jauh dari labuhan, bukan ??
layar masih terkembang, katamu
jika begitu, bisakah kita berjalan - jalan
bukankah ini perjalanan ??
matahari jatuh tuan
lihat itu,
lembayung menitipkan senyum
di jarak pergantianya dengan bulan,
mereka menegurku,
jika begini,
aku tak ingin lagi menghitung jarak tuan
biarkan saja ia dihabisi waktu
bukan begitu katamu, dulu
pada tahun yang tak pernah kita rencanakan
aku takut gegabah,
kita masih jauh dari labuhan, bukan ??
layar masih terkembang, katamu
jika begitu, bisakah kita berjalan - jalan
bukankah ini perjalanan ??
matahari jatuh tuan
lihat itu,
lembayung menitipkan senyum
di jarak pergantianya dengan bulan,
mereka menegurku,
jika begini,
aku tak ingin lagi menghitung jarak tuan
biarkan saja ia dihabisi waktu
bukan begitu katamu, dulu
pada tahun yang tak pernah kita rencanakan
*remember december ?? ( i love u )
ini serius ...
Sejatinya rasa sedih itu emang ga perlu
di umbar lagi, tapi ya kalo dipendam juga bakalan bikin nyesek nyesek
dan nyesek. Kesimpulanya ga ada perasaan yang sempurna kebahagiaanya.
Karena itu aku selalu meminta, meminta, terus meminta kepada tuhan untuk
menitipkan kepadaku hati yang cantik. Tidak peduli apakah orang - orang
menyadari kehadiran hati tersebut atau tidaknya.
well, ini postingan cuma sekedar curhatan ringan kok (:)
Rabu, 10 Juli 2013
takut
baru kemarin aku meratapi hujan
takut badai tak akan beranjak pergi
tapi pagi ini,
ketika tunas itu tumbuh
kemesraan kembali mengecup bibir - bibir langit
kehidupan kembali mengakar
hanya saja
keresahan selalu disini
mengusik setiap detak yang berjingkat
mengguncang setiap degup yang melompat
karena itu,
tetap saja aku,
takut badai tak akan beranjak pergi
tapi pagi ini,
ketika tunas itu tumbuh
kemesraan kembali mengecup bibir - bibir langit
kehidupan kembali mengakar
hanya saja
keresahan selalu disini
mengusik setiap detak yang berjingkat
mengguncang setiap degup yang melompat
karena itu,
tetap saja aku,
Jumat, 05 Juli 2013
perempuan (penembus) hujan
Hujan masih meninggalkan jejak pelarianya di tanah ini. Kharisma berbalut angin sepoi yang menerbangkan asa tiap individu. Jejak
pelarian hujan, bagaimanapun jua, akan tercium bahkan oleh
mikroorganisme di luar cakupan mikroskop elektron sekalipun.
Sejak zaman dulu, zaman sekarang, hingga zaman nanti hujan akan terus
berlari, berlari mengejar apa yang tidak kita kejar. Kaki kecilnya
menjilat hampa meninggalkan liur di atap-atap rumah, di tanah
pekarangan, di daun pohon bambu, di mana-mana. Suara erangannya
membahana tiap kali kaki kecil itu mulai melangkah di atap-atap rumah,
di tanah pekarangan, di daun pohon bambu, di mana-mana. Sebagian
menganggap musik harmoni, sebagiannya mencaci.
Pelarian hujan di mulai dari suatu desa di ujung dunia. Lari ke desa
lain dan menghilang. Ia seabstrak realita dan senyata abstraksi benda.
Ia tidak terikat hukum, ia hanya hujan. Membingungkan. Selama perjalanan
itu, hujan tidak jua mengistirahatkan kaki kecilnya berlama-lama. Hanya
saja, ia kerap singgah di sebuah kampung di ujung pedalaman hutan yang
paling dalam. Di mana pohon ratusan tahun masih menjulang, ngarai
ratusan meter masih tersedia, angin bahorok masih menerjang, air masih
masih menggenang, untuk sekadar berduka cita. Menundukkan kepala. Dan
berkelebat lagi. Apakah gerangan yang terjadi? Semua tidak tahu. Jikapun
kalian bertanya pada hujan, ia hanya akan mengernyit sinis dan lalu.
Seperti saat ini, hujan hanya sinis dan menundukkan kepalanya di kampung
itu. Rambutnya tergerai manja di antara getir kakinya yang nelangsa.
Lama
-- G.A.A.S --
21.43.05 (jumat)
hembusan nafas sang bumi tahan nyanyian rinduku
yang kembali masuk ke dalam jeruji kesendirian
di jalan ini ...
aku tancapkan langkah di sandaran batang besi penopang arus
hanya bisikan bumi dan derikan listrik
temani uforia rindu dan kesendirian
dalam kelam ...
seperti si gila yang bicara sendiri
kutumpahkan sejuta harapan dan do'a pada dinding besi
di jalan ini,
aku rindu,
sendiri,
yang kembali masuk ke dalam jeruji kesendirian
di jalan ini ...
aku tancapkan langkah di sandaran batang besi penopang arus
hanya bisikan bumi dan derikan listrik
temani uforia rindu dan kesendirian
dalam kelam ...
seperti si gila yang bicara sendiri
kutumpahkan sejuta harapan dan do'a pada dinding besi
di jalan ini,
aku rindu,
sendiri,
--- h.a ---
Selasa, 02 Juli 2013
Christina Perri - A Thousand Years
Christina Perri - A Thousand Years
**
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years I'll love you for a thousand more
\(>.<)/"
tetep aja gak bisa ngafalin ini lagu -_-"
Jumat, 28 Juni 2013
Jika Bukan Hati Wanita
Tuhan ,,
Jantung sekuntum kembang telah jauh dibawa pergi
Kian lama musim berganti harumnya sudah tak ada lagi
Andai bukan karena hati dari wanita yang setia menanti
Segenap sumpah dan janji lelaki tak akan berharga di bumi ini
* Mahesa G.C
Jantung sekuntum kembang telah jauh dibawa pergi
Kian lama musim berganti harumnya sudah tak ada lagi
Andai bukan karena hati dari wanita yang setia menanti
Segenap sumpah dan janji lelaki tak akan berharga di bumi ini
* Mahesa G.C
datang - pergi
-----
semoga yang pergi adalah jalan terbaik, yang datang adalah yang terbaik
karena bagi tuhan keikhlasan adalah cinta yang paling abadi
Sastra
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa
Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau
"pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran".
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu. Tetapi kata "sastra" bisa pula merujuk kepada semua
jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Jika kita perhatikan, karya sastra pada
masing-masing periode atau angkatan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karakter
tersebut dipengaruhi oleh banyak hal, antra lain adat istiadat, kepercayaan,
keadaan masyarakat, pemerintahan, pendidikan, hukum/norma, kebudayaan, bahasa,
dan pengaruh masyarakat lain. Secara ringkas, karakteristik karya sastra Melayu
Klasik sebagai berikut:
- Bentuk: puisi terikat: Pantun, syair, mantra, bidal, seloka, gurindam
- Prosa: dongeng, tambo, hikayat, cerita panji, kaba, legenda
- Bahasa: arab Melayu, Melayu tradisional, daerah
- Tema: kaku, istanasentris, adat istiadat, mistis
- Dipengaruhi: Kehidupan tradisi, kesetiaan terhadap adat istiadat, kebudayaan daerah, sastra Hindu dan Islam
- Sifat masyarakat: statis, perubahan sangat lambat
- Sifat kaya sastra: statis, baik bentuk maupun temanya
- Sifat isi: khayal atau fantasi
- Pengarang: anonym, tak dikenal
- Penyajian: lisan dan tertulis, tetapi sebagian besar secara lisan
- Gaya: menggunakan bahasa klise
- Isi/amanat/pesan: pendidikan, pelipur lara, kepahlawannan, mite, legenda
- Tokoh: manusia, tumbuhan, binatang
Kamis, 27 Juni 2013
jodoh pasti bertemu
***
andai engkau tw betapa ku mencinta
selalu menjadikanmu isi dalam do'a ku
ku tw tak mudah
menjadi yang kau minta
kupasrahkan hatiku
takdir kan menjawabnya
----
jika aku bukan jalanmu
kuberhenti mengharapkanmu
jika aku memang tercipta untukmu
ku kan memilikimu
jodoh pasti bertemu
----
andai engkau tw betapa ku mencinta
kupasrahkan hatiku
takdir kan menjawabnya
*terimakasih telah kembali datang membawa perasaan
yang sama seperti empat tahun lalu
Minggu, 23 Juni 2013
jika tiba hari itu ...
sembuh dari kekecewaan, sembuh dari sakit hati yang bertahun - tahun lalu itu. SEMBUH !!! thank god, has given me the opportunity to know him :) untuk saat ini aku boleh seneng donkk yaa ... kalaupun suatu saat dia bakal kasih tikaman di tempat yang sama lagi, tapi yaa terlepas dari prasangka itu .... setidaknya aku masih punya kesempatan untuk bahagia saat ini :)
**
jika tiba hari itu setidaknya aku telah cukup bahagia melepasmu dengan segenap kebanggan aku pernah mengenalmu ( love u kasiihhh - M.ihsan ibrahim)
Curcol again .....
Minggu, 02 Juni 2013
kapan ??
Kapan pulang ?? sudah hampir enam bulan aku berkencan dengan jejakmu, aku takut aku akan lupa bagaimana rupa wajahmu. Mungkin lebih tampan ? atau mungkin masih seperti terakhir bertemu denganku dulu.
(empat tahun) tak terselesaikan
lagi,
kembali terkilas bagaimana ia melukiskan hari - harinya yang bermakna
senyum simpul yang selalu melengkung membentuk sabit menujuku
sepasang mata bola penuh cinta yang selalu menatap kearahku
kembali,
kenangan menguntit tenangku
ia kembali memeluk dunianya yang sudah kubiarkan berpenghuni
ia kembali untuk empat tahun-nya yang belum terselesaikan
kembali terkilas bagaimana ia melukiskan hari - harinya yang bermakna
senyum simpul yang selalu melengkung membentuk sabit menujuku
sepasang mata bola penuh cinta yang selalu menatap kearahku
kembali,
kenangan menguntit tenangku
ia kembali memeluk dunianya yang sudah kubiarkan berpenghuni
ia kembali untuk empat tahun-nya yang belum terselesaikan
Rabu, 29 Mei 2013
congrats masa lalu :)
Dear kamu ..
aku memang telah menjauh jutaan hasta darimu, tapi bukan berarti angin berhenti memberi kabar tentangmu. tepat hari ini aku ikut bahagia dari tempatku berada. dusta jika aku tak ikut bahagia dengan keberhasilanmu, karena itu juga bagian dari mimpiku dulu. ini bukti aku menyayangimu sedari aku belum mengenalmu, dan akan terus seperti itu (:
my prayers are always with you,congrats masa lalu ...
Sabtu, 18 Mei 2013
"Bahasa Sastra Nusantara ( Bahasa Minangkabau)"
BAHASA SASTRA NUSANTARA
Laporan Bacaan
mengenai Bahasa Daerah di Nusantara
“Topik : Bahasa
Minangkabau”
Bahasa
merupakan sebuah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Menurut Harimurti Kridalaksana (1985:12)
bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh
kelompok manusia. Fungsi bahasa itu sendiri selain sebagai sebagai alat
komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi atau mengutarakan pikiran,
perasaan, atau gagasan, juga berfungsi sebagai :
o Alat
untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
o Sebagai
alat komunikasi.
o Sebagai
alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
o Sebagai
alat kontrol Sosial.
Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_daerah merupakan bahasa
yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, apakah itu
pada sebuah daerah kecil, Negara bagian federal ataupun propinsi atau daerah
yang lebih luas lagi. Indonesia sendiri memiliki begitu banyak ragam bahasa
daerah.
Salah satu
contoh adalah bahasa Minangkabau. Bahasa Minangkabau atau Baso Minang merupakan
salah satu anak cabang bahasa Austronesia. Bahasa Minangkabau sendiri merupakan
bagian dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh orang Minangkabau sebagai
bahasa Ibu khususnya di Sumatera Barat (kecuali kp. Mentawai), bagian barat
prov. Riau, dan Negeri Sembilan Malaysia.
Bahasa
Minangkabau tidak hanya dipakai sebagai simbol
orang Minang, tetapi juga mengajarkan kesantunan dalam berkomunikasi.
Bahasa Minangkabau memiliki aturan dan tatakrama yang disebut sebagai kato. Secara sederhana kato dapat diartikan sebagai
sebuah tata aturan dalam berkomunikasi antarsesama komunikator sewangsa yang dikenal dengan
istilah tau jo nan ampek atau
kato nan ampek. Dalam berbahasa,
orang Minangkabau mempertimbangkan
dengan siapa mereka bertutur. Ada empat kategori kesantunan yang dipakai dalam
bahasa Minangkabau. Pertama, kato
mandaki; tatakrama bertutur kepada orang yang lebih tua. Kedua, kato malereang; tatakrama bertutur kepada orang yang disegani.
Ketiga, kato mendata;
tatakrama bertutur kepada teman sebaya. Keempat, kato manurun; tatakrama bertutur kepada orang yang lebih
muda. Pelestarian budaya tau jo
nan ampek ini akan memberikan sumbangan positif terhadap
pembangunan karakter di masa datang.
Bahasa Minangkabau di anggap cukup aman
dari kepunahan karena hingga saat ini masyarakat Minangkabau sendiri masih
menggunakannya dalam berdialog sehari – hari. Penyebaran bahasa Minangkabau
sendiri meliputi bekas kerajaan Pagaruyung.
Bahasa Minangkabau sendiri beraneka ragam
macam tuturnya. Antara daerah darek dan rantau berbeda cara penuturanya. Selain itu dialek bahasa Minangkabau
juga dituturkan oleh sebagian penduduk di sepanjang pesisir barat pulau
Sumatera mulai dari Mandailing Natal, Sibolga, Barus di Sumatera Utara, kemudian berlanjut ke Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Meulaboh di Aceh. Di Aceh dialek bahasa Minang ini disebut dengan bahasa Jamee, sedangkan yang di Mandailing Natal,
Sibolga dan Barus disebut bahasa Pesisir.
Sebagai contoh, berikut ini adalah perbandingan perbedaan
antara beberapa dialek bahasa Minangkabau :
Bahasa Indonesia/ Bahasa Melayu
|
Apa katanya kepadamu?
|
Bahasa Minangkabau
"baku"
|
A keceknyo jo kau?
|
Mandahiling Kuti Anyie
|
Apo kecek o kö gau?
|
Padang Panjang
|
Apo keceknyo ka kau?
|
Pariaman
|
A kato e bakeh kau?
|
Ludai
|
A kecek o ka rau?
|
Sungai Batang
|
Ea janyo ke kau?
|
Kurai
|
A jano kale gau?
|
Kuranji
|
Apo kecek e ka kau?
|
Salimpaung Batusangkar
|
Poh ceknyoh kah khau duh?
|
Rao-Rao Batusangkar
|
Aa keceknyo ka awu tu?
|
Banyak orang berpendapat nahwasanya
Bahasa Minangkabau merupakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Melayu maupun
bahasa Indonesia. Marah Roesli sendiri
mengungapkan dalam sebuah buku Peladjaran Bahasa Minangkabau umumnya
perbedaan antara bahasa Minangkabau dan bahasa Indonesia adalah pada perbedaan
lafal, selain perbedaan beberapa kata.
Dilansir dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Minangkabau :
Akhiran
|
Menjadi
|
Contoh
|
a
|
o
|
nama—namo, kuda—kudo,
cara—caro
|
al dan ar
|
a
|
jual—jua, kabar—kaba,
kapal—kapa
|
as
|
eh
|
batas—bateh, alas—aleh,
balas—baleh
|
at
|
ek atau aik
|
dapat—dapek, kawat—kawek,
surat—surek
|
ih
|
iah
|
kasih—kasiah, putih—putiah,
pilih—piliah
|
ing
|
iang
|
kucing—kuciang, saling—saliang,
gading—gadiang
|
ir
|
ia atau ie
|
air—aia, pasir—pasia,
lahir—lahia
|
is
|
ih
|
baris—barih, manis—manih,
alis—alih
|
it
|
ik
|
sakit—sakik, kulit—kulik,
jahit—jahik
|
uh
|
uah
|
bunuh—bunuah, tujuh—tujuah,
patuh—patuah
|
uk
|
uak
|
untuk—untuak, buruk—buruak,
busuk—busuak
|
ung
|
uang
|
langsung—langsuang, hidung—hiduang,
untung—untuang
|
ur
|
ua
|
cukur—cukua, kasur—kasua,
angsur—ansua
|
us
|
uih
|
putus—putuih, halus—haluih,
bungkus—bungkuih
|
ut
|
uik
|
rumput—rumpuik, ikut—ikuik,
takut—takuik
|
*Kesimpulan
Bahasa
Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah di Nusantara. Penutur Bahasa
Minangkabau tersebar di wilayah Pulau Sumatera hingga Negeri Sembilan Malaysia.
Sumber :
Navis, A.A. 1984. Alam Terkembang jadi Guru. Jakarta: PT Grafiti Pers.
Oktavianus
dan Ike Ravita. 2010. “Kesantunan dalam Bahasa Minangkabau”. (online),
Folklore "Sungai Batang Maninjau Sumbar"
TUGAS UJIAN AKHIR
SEMESTER
Folklore di daerah Maninjau
“Cerita Rakyat Bujang Sambilan”
OLEH KELOMPOK III
ATLYDIA ATRIPA (
1110742001 )
YOGI S MEMED ( 1110742013 )
HARIS SEPTIAN ( 1110742015 )
SEPRI SYAM ( 1110742016 )
FARI NANDA PUTRI ( 1110742022 )
YOGI S MEMED ( 1110742013 )
HARIS SEPTIAN ( 1110742015 )
SEPRI SYAM ( 1110742016 )
FARI NANDA PUTRI ( 1110742022 )
PRODI SASTRA MINANGKABAU
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG
2013
Puji
syukur kita ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita
sehingga penulis
berhasil menyelesaikan Laporan penelitian ini
pada waktu dan tanggal yang ditentukan
yang berjudul “FOLKLORE MANINJAU”. Makalah ini berisikan tentang folklore
yang ada di Maninjau yang terdapat di Maninjau. Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang beberapa folklore rakyat yang ada di
maninjau.
Penulis sadar akan kekurangan-kekurangan dalam menulis makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Folklore merupakan suatu ilmu disiplin atau cabang ilmu pengentahuan
yang berdiri sendiri di Indonesia. Kata folklore berasal dari kata folk dan
lore, folk artinya sama dengan kolektif (collectivity). Menurut Alan dudes, folk adalah sekelompok
oaring yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, budaya, sehingga dapat
dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Sedangkan lore adalah tradisi folk,
yaitu bagian kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau
melalui atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat
pembantu pengingat.
Danau
Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, kabupaten agam,
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia yang memilki banyak folklor. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer
sebelah utara kota Padang, ibu kota Sumatera Barat. 36 kilometer dari
BukitTinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibu kota kabupaten Agam.
Batas – batas wilayah kanagarian Sungai
Batang Maninjau adalah sebagai berikut :
-
Utara : Danau Maninjau dan
Batang Maninjau
-
Timur : Kecamatan Matur
-
Selatan : Nagari Tanjung Sani
-
Barat : Danau Maninjau
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di
ketinggian 461,50 meter di atas permuakaan
laut. Danau maninjau menyerupai kuapi besar yang berisi air. Di sekelilingnya
terdapat perbukitan berlereng yang ditumbuhi pohon-pohon besar yang menjadi
kawasan penyangga. Di Maninjau itu terdapat banyak sekali sejarah yang ada
didalamnya seperti adanya sebuah kepercayaan , makanan tradisional, tradisi,
upacara, kepercayaan rakyat dll.
Rumusan Masalah
- Sejarah Danau Maninjau
- Folklore yang ada di Danau Maninjau
Tujuan Penulisan Makalah
- Mengetahui sejarah danau Maninjau
- Mengetahui folklore yang ada di Danau Maninajau
BAB II
PEMBAHASAN
Cerita rakyat adalah sastra tradisional karena merupakan hasil karya yang dilahirkan dari sekumpulan masyarakat yang masih kuat berpegang pada nilai-nilai kebudayaan yang bersifat tradisional (Dharmojo, 1998:21). Kesusastraan tradisional kadang-kadang disebut sebagai cerita rakyat dan dianggap sebagai milik bersama. Hal tersebut tumbuh dari kesadaran kolektif yang kuat pada masyarakat lama.
Danandjaja (1986:2) mengemukakan bahwa folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah kisahan atau cerita anonim dari zaman dahulu yang hidup di kalangan masyarakat dan diwariskan secara lisan atau turun-temurun sebagai saran untuk menyampaikan pesan atau amanat.
Cerita rakyat adalah suatu golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun-temurun daru suatu generasi ke generasi selanjutnya. Dikatakan sebagai cerita rakyat karena cerita itu hidup dan berkembang di kalangan masyarakat dan semua lapisan masyarakat mengenal ceritanya (Djamaris, 1993: 15).
Dengan hadirnya cerita rakyat sebagai sastra tradisional pada setiap suku, maka kita dapat mengetahui mengenai sendi-sendi kehidupan secara lebih mendalam terhadap suatu kelompok masyarakat. Dalam kedudukannya di tengah masyarakat, cerita rakyat dapat bermanfaat sebagai sarana untuk mengetahui asal-usul nenek moyang, sebagai jasa atau teladan kehidupan para pendahulu kita, sebagai hubungan kekerabatan, sebagai sarana pengetahuan asal mula tempat, adat-istiadat dan sejarah benda pusaka.
Budi Pekerti dalam Cerita Rakyat
Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilaku masyarakat. Dalam cerita rakyat juga tersirat kearifan lokal yang terkandung dibalik isi cerita. Menurut I Wayang Geriya dalam Wurianto menyatakan bahwa ada tiga dimensi kearifan lokal meliputi :
Dimensi potensi budaya baik berupa unsur tangible maupun yang intangible,
Dimensi metode dan pendekatan yang mengedepankan kearifan dan kebijaksanaan,dimensi arah dan tujuan yang menekankan harmoni dan keberlanjutan.
Budaya tersebut antara lain : bahasa lokal, pranata
lokal, kearifan lokal, dan seni pertunjukan. Budaya yang terkait dengan
kearifan lokal meliputi :
konsep lokal,
cerita rakyat/ folk tale,
ritual keagamaan,
kepercayaan lokal,
- berbagai pantangan dan anjuran yang terwujud sebagai perilaku dan
- kebiasaan publik.
Kearifan lokal yang ada dalam cerita rakyat menyangkut
moral maupun etika yang ditunjukkan pada dialog para tokohnya. Moral maupun etika
tersebut merupakan bagian dari budi pekerti.
Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1986:50) cerita
rakyat dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu:
1. mite (myth),
2. legenda (legend), dan
3. dongeng (folktale).
§ Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita.
§ Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.
§ Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita. Isi dongeng itu banyak yang tidak masuk akal, penuh dengan khayal. Isi dongeng banyak yang tidak masuk akal terjadi karena dongeng itu disampaikan dari mulut ke mulut dan setiap orang bercerita tanpa disadari memasukkan serba sedikit tentang khayalannya sendiri ke dalam dongeng itu sehingga kebenaran isinya makin kurang.
§ Hal itu mungkin disebabkan karena cara berpikir nenek moyang kita yang masih sangat primitif dan dipengaruhi oleh tahyul. Banyak peristiwa dalam alam yang tidak dipahami oleh mereka, misalnya tentang petir, gempa bumi, topan, dan banjir. Dalam memahami hal-hal yang serupa itu, mereka mengarang cerita yang bercampur baur dengan khayal sejalan dengan jalan pikiran mereka masa itu (Iper, Dunis, 1998:5).
§ Berdasarkan
uraian di atas menunjukkan bahwa mite, legenda, dan dongeng merupakan bagian
dari cerita rakyat. Cerita rakyat yang merupakan salah satu budaya lokal dapat
pula dimanfaatkan sebagai bahan ajar sastra. Isi cerita yang ada dalam cerita
rakyat dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran budi pekerti.
Folklor dalam masyarakat menyuarakan perilaku proses mendidik sesamanya. Perubahan yang dilakukan manusia terutama melalui proses pengenalan kebudayaan yang terus menerus akan dapat diidentifikasikan pemahaman manusia kepada kebudayaannya.
Selain itu, Danandjaja (1986) menerangkan bahwa folklor atau cerita rakyat mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama suatu kolektif, misalnya sebagai alat pendidikan, penglipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian (Sulistyorini, 2003), dalam cerita rakyat mempunyai nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan.
Cerita Rakyat sebagai Potensi Budaya Lokal
Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks yang dapat diinterpreatasikan secara beragam. Selain kebudayaan universal dikenal pula kebudayaan lokal yang menyimpan kearifan lokal. Salah satunya adalah cerita rakyat yang merupakan budaya lokal warisan leluhur yang disampaikan secara turun temurun. Cerita rakyat yang ada di Indonesia ini ada beribu-ribu cerita. Masing-masing daerah di Indonesia tentunya memiliki cerita rakyat suatu cerminan budaya lokal dengan karakter yang khas.
Fungsi cerita rakyat Bujang Sambilan
Cerita rakyat bujang sambilan ini tidak hanya berfungsi untuk menghibur tetapi turut mempunyai fungsi sosial yang lain. Berdasarkan analisis kandungan ke atas sejumlah cerita rakyat mengenai bujang sambilan, mengupas bagaimana cerita rakyat boleh menjadi salah satu elemen yang menyumbang kepada pembentukan identiti orang maninjau. Hasil analisis mendapati bahwa cerita rakyat mengenai bujang sambilan berakar umbi daripada beberapa sumber, yaitu daripada masyarakat Maninjau, catatan kolonial Belanda, dan kelompok etnik lain. Sebahagian cerita rakyat itu tidak hanya mengandungi stereotaip tetapi juga menjadi modal identiti kepada orang maninjau.
Cerita rakyat yang datangnya daripada orang Maninjau itu sendiri yang terdapat di dalam bentuk legenda menampilkan citra positif orang Maninjau. Manakala cerita rakyat yang berupa tafsiran orang lain terhadap orang Maninjau lebih menampilkan citra dan identiti negatif orang Maninjau. Seiring dengan perkembangan zaman, cerita rakyat yang dahulunya beredar secara lisan telah disebar-luaskan melalui proses migrasi dan media massa, seperti media cetak dan internet.
Sastra daerah yang berbentuk lisan maupun tulisan
merupakan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Salah satu sastra daerah yang
perlu dilestarikan adalah cerita rakyat. Setiap wilayah tentunya mempunyai
cerita rakyat yang dituturkan secara lisan. Cerita rakyat yang pada mulanya
dilisankan selain berfungsi untuk menghibur, juga dapat memberikan pendidikan
moral. Namun, sekarang sudah digeser oleh berbagai bentuk hiburan yang lebih
menarik dalam berbagai jenis siaran melalui televisi, radio, surat kabar, dan
lain sebagainya.
Sebelum media cetak dan media elektronik berkembang pesat seperti sekarang ini, cerita rakyat mendapat tempat yang baik di hati masyarakat pemiliknya. Cerita rakyat merupakan pencerminan dari kehidupan masyarakat pada saat itu, pola pikir dan hayalan yang menarik, sehingga masyarakat merasa tertarik dan memperoleh keteladanan moral. Adapun jenis ajaran moral mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan.
Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan
manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan
1. hubungan manusia dengan diri sendiri,
2. hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial
termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan
3. hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2000:324).
Hal itu dapat disinyalir bahwa cerita rakyat bujang sambilan mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai atau ajaran moral.
1. hubungan manusia dengan diri sendiri,
2. hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial
termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan
3. hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2000:324).
Hal itu dapat disinyalir bahwa cerita rakyat bujang sambilan mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai atau ajaran moral.
BAB III
PENUTUP
Dalam
cerita rakyat bujang sambilan banyak
terkandung budi pekerti yang dapat dipetik nilainya. Budi pekerti dalam cerita
rakyat bujang sambilan dapat
dilihat dari sisi nilai moral yang ada dalam cerita. Nilai moral tersebut
antara lain, moral individu, moral sosial, dan moral religi. Nilai moral yang
ada dalam cerita dapat dijadikan sebagai ajaran maupun pedoman manusia dalam
menjalani hidupnya. Adanya kejujuran, kepatuhan, rela berkorban, kerukunan,
bekerjasama, suka menolong, percaya adanya Tuhan, berserah diri, memohon ampun
merupakan sikap terkait budi pekerti luhur yang seharusnya dimiliki oleh
manusia.
Budi
pekerti luhur yang ada dalam cerita rakyat tersebut perlu diajarkan kepada
anak. Hal itu penting untuk diajarkan agar anak memahami etika tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat bujang sambilan yang mengandung nilai luhur tersebut perlu
dilestarikan agar tidak hilang. Cerita rakyat bujang sambilan yang merupakan salah satu tradisi lisan ini
perlu disampaikan secara turun temurun pada generasi berikutnya agar cerita ini
tetap hidup di masyarakat. Cerita rakyat bujang sambilan
merupakan salah satu potensi budaya lokal yang perlu dijaga bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Danandjaja,
James. 1986. Folklor Indonesia Ilmu Gosip
dan Dongeng. Jakarta:
Graffiti Press.
Dharmojo, dkk.
1998. Sastra Lisan Ekagi. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Presss.
Poerwadarminta,
W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Suseno, Franz
Magnis. 1987. Etika dasar Masalah-masalah
Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius.
Wati, Susila,
dkk. 2013. Kumpulan Cerita Rakyat bujang sambilan. Maninjau: Khutub Chanah.
Langganan:
Postingan (Atom)