***
Sudah
lama sekali aku tidak mengunjungi rumah nenek,padahal aku seringkali datang ke
kota itu,untuk sekedar bermain main atau berkunjung pada hajatan teman.Namun
tak sekalipun aku mampir,untuk mengunjungi nenek.Dan hari ini,entah apa yang
membawaku datang kesini,kini aku berada tepat pada halaman rumah panggung
ini,sebagian dari kenangan masa kecilku mendadak terlintas bagai sebuah episode
episode film.
Seseorang
menegurku,”amoy”?? aku mencoba menerka-nerka siapa yang tengah berada di
depanku itu,seorang wanita paruh baya,seumuran dengan mama mungkin.Wanita itu
tersenyum padaku “kau sudah besar sekarang,sudah begitu lama rasanya etek
(tante) tidak bertemu” Aku hanya tersenyum menanggapi ucappanya.Amak... (mama)
“seorang gadis seusiaku terlihat memanggil wanita itu,etek itupun berlalu dan
berjanji nanti dia akan mengunjungiku lagi.
Ku
langkahkan kakiku,menaiki anak tangga,rumah ini masih kokoh,tak sedikitpun
kulihat ada yang rusak.Aku ambil sebuah kunci dari dalam tas ku,kunci itu aku
dapat dari anduang (adik nenek) yang tinggal di kota yang sama denganku,memang
semenjak kepergian nenek,anduanglah yang sering datang kesini untuk sekedar
melihat atau bebenah di rumah ini.Gembok sudah terbuka,rasa haru,rindu,berbaur
saat itu.Ku masuki rumah nenek dengan rasa yang entah,sangat sulit untuk aku
jabarkan.
***
Semuanya
masih sama ,kursi tamu kayu yang sudah dimakan waktu namun kenanganya tak mampu
di beli dengan apapun.Aku ingat,di kursi inilah aku sering tertidur menikmati
dongengan nenek.Aku buka semua jendela,angin membelaiku,seolah mereka
mengucapkan selamat datang kembali kepadaku.Ku telusuri semua ruangan,ada 3
kamar tidur di rumah ini,sebuah ruang tamu yang menyatu dengan ruang
keluarga,dapur,dan sebuah pincuran (kamar mandi) yang letaknya terpisah dari rumah
induk.Aku benar benar menikmati suasana rumah ini,seolah aku kembali mengulang
sejarah,dmana aku menghabiskan sebagian
dari masa kecilku,
Setengah
jam sudah berlalu,aku melangkah menuju kamar nenek,aku ingin tidur disana.Aku
rapikan semua barang bawaanku,aku taruh semuanya pada meja di pojokkan
kamar.Kamar nenek begitu bersih,tak terlihat seperti di tinggal bertahun
tahun,pastinya ini berkat anduang yang sering datang berbenah.Lelah
mengampiriku juga akhirnya,setelah menutup pintu depan aku tepar pada tempat
tidur nenek,baru saja aku menutup mata suara ketukan dan salam membangunkanku.
Aku
beranjak keluar membukakan pintu,ternyata etek yang tadi menegurku.”Amoy,sudah
makan ?”tanyanya,belum sempat etek,mungkin setelah magrib nanti aku akan makan
ke ampera (Rumah Makan) yang disimpang depan.Tidak perlu jawab etek itu,disini
masih ada etek,ini sudah etek buatkan makanan buatmu,”ucap etek itu sambil
menyerahkan sebuah rantang 3 tingkat kepadaku”.Terimakasih banyak,maaf
merepotkan etek.Setelah berbincang cukup lama,etek yang ku ketahui bernama
Yusmar itu pamit.Ternyata ia adalah anak angkat nenekku,neneklah yang
membesarkanya,setelah kedua orang tuanya tewas pada galodo 40 tahun yang lalu.
***
Seusai
mandi pada pincuran belakang rumah,aku duduk pada ruang tamu,menikmati sore
dengan makanan yang diantarkan etek yusmar tadi.Seusai magrib aku menghubungi
mama,pasti beliau sudah khawatir,padahal aku berjanji akan menelponya ketika
sampai.Sinyal disini begitu buruk,aku hanya punya waktu 5 menit menelpon mama.
Aku
tutup malam ini dengan mengaji,mendoakan almarhumah nenek.Terlintas olehku
senyum nenek,aku bayangkan betapa bahagianya beliau jika dapat melihatku
datang,bendungan mataku akhirnya rubuh,aku tak kuasa menahan segalanya,rasa
bersalahku,rinduku kepada nenek,15 tahun sudah,aku tak pernah lagi bertemu,mengunjungi
beliau,yah sejak rasa kecewaku pada bundo (anak perempuan nenek) semua karena
dia,dialah yang menyebabkan langkahku dan mama terhalang untuk mengunjungi nenek.
Seusai
merapikan mukenah,aku berbaring untuk tidur,tak berapa lama tercium olehku bau
garu (kemenyan),mungkin nenek sedang mengunjungiku,pikirku.Tak sedikitpun ada
rasa takut di diriku,aku hanya mampu menangis,dan menangis hingga akhirnya aku
terlelap.Adzan subuh membangunkanku,aku turun ke pincuran,mandi dan
melaksanakan shalat,pukul 07.00 WIB aku berangkat menuju pasar untuk mencari bunga,hari
ini aku berniat nyekar di kuburan nenek.Aku sempatkan membeli kue kembang telur
(semacam kue kukus) dulu ketika aku kecil nenek sering membelikanya untukku.
***
Kini
aku berdiri disini,pada sebuah pemakaman kaum dilereng bukit,sebuah mejan
bertuliskan nama nenekku NURHAYATI,aku tak kuasa membendung kesedihanku,air
mataku terus mengalir,membuat peziarah yang lain memandang penuh tanya kepadaku,kurang
lebih 1 jam aku disini,bercerita dalam diam,seolah nenek sedang duduk di
depanku,mendengar ceritaku.Andai aku dapat bertemu dengan beliau sebelum beliau
beristirahat tenang disini,ah...andai
Menjelang
dzuhur aku kembali ke rumah nenek,setelah membersihkan diri aku duduk pada tepi
ranjang,penyesalan demi penyesalan datang menertawakanku.Tak terasa sudah 3
malam aku disini,seperti biasa selesai
shalat dan mengaji aku kembali ke kamar untuk tidur,mataku tertuju pada
sebuah botol kemiri pada meja kecil disamping tempat tidur.Sudah 3 malam disini,aku
sama sekali tidak memperhatikan bahwa ada botol kemiri di kamar nenek.Hatiku
menuntun tanganku untuk membongkar isi laci meja,air mataku jatuh berderai
ketika melihat sebuah pigura kayu,terlihat jelas pada pigura itu terpampang
fotoku,dan foto mama.Ya tuhan,berbagai perasaan
bergejolak dihatiku,bagaimana aku akan menterjemahkanya?? Aku sendiri
bingung,aku menangis tanpa henti,penuh haru,penyesalan,rindu.Aku menyadari
semuanya,bagaimana kerinduan nenek kepadaku,bagaimana lelahnya ia menunggu
kedatanganku disini ...
***
Untuk mengenang hari,tawa dan mimpi masa lalu
hiks :'(
BalasHapusini crita nyata ato khayalan kakak aja?
khayalan kaka aja dek,,,, jelekk yaaa...haduh jelek yaaa...baruu belajar bikin cerpen sihhhh (:
BalasHapus